UPT SMP NEGERI 1 TOMONI

Loading

Archives December 2020

Beberapa Alternatif Pembelajaran Semester Genap Tahun 2020-2021

GTK – Memasuki penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengingatkan kembali kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai prioritas utama dalam menentukan pola pembelajaran baik secara tatap muka maupun jarak jauh.

Hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 yang telah diumumkan pada tanggal 20 November 2020.

Dalam SKB tersebut, pemerintah melakukan penyesuaian kebijakan untuk memberikan penguatan peran pemerintah daerah/kantor wilayah (kanwil)/kantor Kementerian Agama (Kemenag) sebagai pihak yang paling mengetahui dan memahami kondisi, kebutuhan, dan kapasitas daerahnya. Pemberian kewenangan penuh dalam menentukan izin pembelajaran tatap muka tersebut berlaku mulai semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021, di bulan Januari 2021.

Kemendikbud mengingatkan kembali agar kebijakan pembelajaran tatap muka tetap dilakukan secara berjenjang, mulai dari penentuan pemberian izin oleh pemerintah daerah/kanwil/Kantor Kemenag, pemenuhan daftar periksa oleh satuan pendidikan, serta kesiapan menjalankan pembelajaran tatap muka.

Untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) serta sebagai alternatif pembelajaran di masa pandemi, Kemendikbud menyiapkan program Belajar dari Rumah (BDR) yang ditayangkan di Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk jenjang pendidikan PAUD dan Sekolah Dasar (SD). Tayangan tersebut akan dimulai dari bulan Januari s.d. Maret 2021, Senin s.d. Jumat, pukul 08.00 sampai 11.30 WIB.

Pada jenjang PAUD tayangan pembelajaran dimulai pukul 08.00 s.d. 08.30 WIB, dan jenjang SD kelas 1 pukul 08.30 s.d. 09.00 WIB, SD kelas 2 pukul 09.00 s.d. 09.30 WIB, SD kelas 3 pukul 09.30 s.d. 10.00 WIB, SD kelas 4 pukul 10.00 s.d. 10.30 WIB, SD kelas 5 pukul 10.30 s.d. 11.00 WIB, dan SD kelas 6 pukul 11.00 s.d. 11.30 WIB.

Tayangan untuk SD mengikuti modul pembelajaran sesuai kurikulum (darurat) dengan mengutamakan pemenuhan kompetensi literasi, numerasi, dan penguatan karakter.

Selain pembelajaran melalui TVRI, Kemendikbud menyediakan kanal pembelajaran secara dalam jaringan (daring) yang dapat diakses melalui akun pembelajaran dengan domain belajar.id. Akun elektronik tersebut dapat digunakan oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk mengakses layanan pembelajaran berbasis elektronik. Tayangan pembelajaran juga dapat disimak melalui TV Edukasi dan Radio Edukasi. Televisi di bawah naungan Kemendikbud tersebut dapat diakses pada satelit Telkom-4 frekuensi 4125/V/5500. Informasi mengenai TV Edukasi dapat diakses di laman resmi https://tve.kemdikbud.go.id.

Sumber pembelajaran secara daring juga disediakan di aplikasi Rumah Belajar dan para pendidik juga dapat saling berbagi pola pembelajaran yang dapat diakses melalui laman Guru Berbagi. Selain itu, bahan bacaan, lembar aktivitas, panduan berkegiatan bersama anak-anak dan remaja juga tersedia pada laman bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id.

Kemendikbud mengajak para pendidik, dan peserta didik serta orang tua untuk memanfaatkan kanal atau alternatif pembelajaran yang dihadirkan tersebut.

Sumber : https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/kemendikbud-siapkan-beberapa-alternatif-pembelajaran-pada-semester-genap-ta-20202021

Berkolaborasi dan Berbagi Ide di Laman Guru Berbagi

GTK, Jakarta – Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) membawa imbas ke berbagai sektor. Tidak terkecuali di ranah pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkomitmen untuk menghadirkan pembelajaran yang berkualitas, di mana salah satu program yang digulirkan adalah Guru Berbagi.

Guru berbagi adalah ruang gotong royong bagi guru dan penggerak pendidikan untuk saling berbagi praktik baik dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu, juga bisa menemukan referensi dan artikel tentang pembelajaran jarak jauh dan daring serta belajar bersama rekan guru lain di Ruang Aksi.

“Pendekatan kita sekarang menggunakan kolaborasi. Dengan berkolaborasi atau gotong royong. Ada model yang kita kembangkan dalam cara menghadapi masalah ide-ide pembelajaran selama Covid, dengan menggunakan crowdsourcing model,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud, Iwan Syahril pada tayangan Susi Cek Ombak bertema “Guru, Sang Pelukis Masa Depan”.

“Guru Berbagi sebuah platform dimana guru-guru seluruh Indonesia bisa untuk saling berbagi ide. Ini dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, itu berbagi ide-ide pembelajaran yang mereka lakukan selama pandemi,” tambah Iwan.

Iwan Syahril menandaskan bahwa Guru Berbagi merupakan gerakan dari guru, oleh guru, untuk guru.

“Guru-guru saling share ide-ide, pada saat ini sudah sekitar 40 ribu lebih RPP yang ada dan 4.000 lebih artikel, itu sudah 53 juta kali platform ini diakses, dan 13 juta lebih yang mengunduh,” jelas Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril.

Kemendikbud Rilis Akun Pembelajaran: belajar.id

GTK – Dalam rangka menjamin kelancaran proses pembelajaran, memudahkan pendidik dan peserta didik mengakses layanan pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) meluncurkan Akun Pembelajaran dengan domain belajar.id. Akun elektronik tersebut dapat digunakan oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk mengakses layanan pembelajaran berbasis elektronik.

Sekretaris Jenderal (Sesjen), Kemendikbud, Ainun Na’im mengatakan, Akun Pembelajaran dibuat dengan tujuan mendukung kegiatan Belajar dari Rumah di masa pandemi. “Harapannya melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi dapat mendukung proses pembelajaran di satuan pendidikan,” tutur Sesjen Ainun ketika memberi paparan pada peluncuran Akun Pembelajaran, Jumat (11/12/2020).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan digitalisasi pendidikan merupakan terobosan yang perlu diapresiasi. Kalau kita bicara transformasi digital, ada 3 pilar yang dikembangkan yakni masyarakat, pemerintah, ekonomi/bisnis. “Kita ingin komponen bangsa ini semua bisa terlibat dalam transformasi digitalisasi. Ke depannya sektor pendidikan sangat seksi di era tranformasi digital karena akan ada transformasi mendasar di sektor pendidikan. Mengingat banyaknya aplikasi yang diciptakan untuk mengatasi tantangan yang ada selama ini,” ujarnya.

Untuk mendukung hal tersebut, Semuel mengatakan, diperlukan ketuntasan infrastruktur penunjang digitalisasi, khususnya keamanan data. Regulasi pemberian payung hukum sangat diperlukan sehingga rasa aman dapat diciptakan. “Kehadiran Rancangan Undang-undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi (PDP) akan menghadirkan payung hukum yang lebih komprehensif dalam memberikan landasan hukum bagi pemerintah Indonesia dalam melindungi data pribadi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di sektor pendidikan,” terang Semuel.

Perkembangan Bantuan Kuota Data Internet dan Aplikasi Pembelajaran

GTK – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyalurkan bantuan kuota data internet tahap 1 dan 2 September 2020 kepada 28,5 juta nomor telepon seluler (ponsel) guru, siswa, mahasiswa, dan dosen di seluruh Indonesia.

Pada bulan Oktober, Kemendikbud menyalurkan kembali bantuan kuota data internet untuk siswa, guru, mahasiswa, dan dosen. Pada Kamis (22/10/2020) sebanyak 7,2 juta paket kuota internet tambahan. “Bantuan yang dikirimkan hari ini dan esok hari merupakan bantuan kuota data tahap 1 di bulan Oktober, sedangkan bantuan kuota data tahap 2 akan dikirimkan pada 28 – 30 Oktober 2020,” terang Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, Hasan Chabibie di Jakarta (22/10/2020).

Rincian dari bantuan tersebut terdiri dari 946 ribu untuk jenjang PAUD; 5,3 juta jenjang SD; 2,5 juta jenjang SMP; 1,6 juta jenjang SMA; 1,3 juta jenjang SMK; 35 ribu SLB; dan 27 ribu untuk kesetaraan. Selain itu guru berjumlah 957 ribu, mahasiswa 915 ribu dan dosen 65 ribu.

“Berdasarkan masukan dari berbagai pihak, baik dari pemerhati pendidikan, warga satuan pendidikan, maupun masyarakat umum, maka Kemendikbud menambah daftar aplikasi dan situs yang dapat diakses menggunakan kuota belajar,” tutur Hasan.

Daftar aplikasi dan situs telah ditambah hingga mencapai 2.690 aplikasi dan situs, yang terdiri atas 61 aplikasi pembelajaran, 5 aplikasi konferensi video, dan 2.624 laman kampus dan sekolah. “Daftar ini masih akan terus bertambah seiring dengan masukan dari masyarakat,” tutup Hasan. Daftar laman ini dapat diakses melalui kuota-belajar.kemdikbud.go.id.

Efektifkah Pembelajaran Menggunakan Zoom?

Portal Guru Belajar memberikan kontribusi besar dalam rangka peningkatan mutu guru Indonesia. “3 juta guru yang kita miliki, kalau hanya kita andalkan dalam pelatihan dengan cara-cara biasa, tanpa inovasi, kreativitas, maka sebesar apa pun sumber daya yang kita kerahkan, tidak akan mampu untuk menyentuh seluruh guru Indonesia untuk mendapatkan kesempatan pelatihan, bimbingan teknis,” terang Praptono.

Di era teknologi yang sudah semakin maju, pemahaman guru terhadap IT sudah semakin baik, dukungan internet yang semakin bagus, pengalaman guru melakukan pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19, program Guru Belajar merupakan solusi yang relevan dan kontekstual.

Hari Guru Nasional 25 November 2019, Guru SMPN 1 Tomoni Jadi Pelaksana Upacara

Tomoni– Hari Guru Nasional yang jatuh pada Senin 25 November 2019, jadi hari spesial SMP Negeri 1 Tomoni, kecamatan Tomoni, kabupaten Luwu Timur.

Hari Guru Nasional (HGN) 25 November 2019, warnai upacara bendera di SMPN 1 Tomoni, yang mana pelaksanaan upacara bendera di ambil alih oleh para guru, termasuk kepala sekolah SMPN 1 Tomoni (Drs. Samsul Hadi. MM), dan menbuat suasana upacara bendera menjadi haru saat mendengar pidato dari kepala sekolah di Hari Guru Nasional ini.

“Lakukan perubahan kecil pada kelas anda, bukan sekedar diskusi dan mendengar, berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas, selamat hari guru merdeka belajar guru pengerak,” ucap Samsul Hadi.

Dalam pidatonya Samsul Hadi selaku Kepala sekolah SMPN 1 Tomoni menyampaikan, seragam Mendikbud, terus saya ingatkan kepada Siswa, dulu waktu masuk SD belum bisa baca dan berhitung tapi setelah tamat bisa baca dan hitung begitu juga di SMP kita dapat lagi ilmu yang menambah pengetahuan kita, dan saya ingatkan kepada anak-anak guru bukanlah orang hebat tapi orang hebat lahir dari para guru.

“Kalian masuk di sekolah pada waktu awal itu tidak tau apa-apa, membaca tidak bisa apa lagi menulis, dan berhitung, tapi kadang kalian lupa bahwa semua itu adalah berkat seorang guru, maka dari itu hormati gurumu sayangi gurumu, karena kalian tidak bisa seperti ini tanpa ada peran serta kepedulian dan pengorbanan seorang guru,” tutup Samsul Hadi (Kepala Sekolah SMPN 1 Tomoni).